Oleh
: NITA HERNAYA
Mahasiswa
STAIN Kerinci Jurusan Tarbiyah Tadris Biologi
KATA PEGANTAR
Dengan
menyebut nama Allah SWT yang Maha Pengasih lagi Maha Panyayang, kami panjatkan
puja dan puji syukur atas kehadirat-Nya, yang telah melimpahkan rahmat, hidayah,
dan inayah-Nya kepada kami, sehingga kami dapat menyelesaikan makalah ilmiah
biologi tentang SISTEM REPRODUKSI MANUSIA.
Adapun makalah ilmiah biologi SISTEM REPRODUKSI MANUSIA
ini telah kami usahakan semaksimal mungkin dan tentunya dengan bantuan berbagai
pihak, sehingga dapat memperlancar pembuatan makalah ini. Untuk itu kami tidak
lupa menyampaikan banyak terima kasih kepada semua pihak yang telah membantu
kami dalam pembuatan makalah ini.
Namun tidak lepas dari semua itu, kami menyadar sepenuhnya
bahwa ada kekurangan baik dari segi penyusun bahasanya maupun segi lainnya.
Oleh karena itu dengan lapang dada dan tangan terbuka kami membuka
selebar-lebarnya bagi pembaca yang ingin memberi saran dan kritik kepada kami
sehingga kami dapat memperbaiki makalah ilmiah biologi ini.
Akhirnya penyusun mengharapkan semoga dari makalah ilmiah
biologi tentang limbah dan pemanfaatannya ini dapat diambil hikmah dan
manfaatnya sehingga dapat memberikan inpirasi terhadap pembaca.
Kerinci,
2014
Penyusun,
NITA
HERNAYA
BAB I
PENDAHULUAN
1.1
Latar Belakang Masalah
Biologi (ilmu hayat) adalah ilmu yang mengenai kehidupan. Istilah ini diambil
dari bahasa Belanda “Biologie”, yang juga diturunkan dari gabungan kata bahasa
Yunani, bios (hidup) dan logos (lambang, ilmu). Dahulu sampai tahun 1970-an
digunakan istilah ilmu hayat (diambil dari bahasa Arab), artinya “ilmu
kehidupan”.
Objek kajian biologi sangat luas dan mengcangkup semua makhluk hidup. Karenanya
dikenal berbagai cabang biologi yang menghususkan diri pada setiap kelompok
organisme, seperti botani, zoology, dan mikrobiologi. Berbagai aspek kehidupan
digali. Cir-ciri fisik dipelajari dalam anatomi sedang fungsinya dalam
fisiologi; perilaku dipelajari dalam etologi, interaksi antarsesama makhluk
dengan alam sekitar mereka dipelajari dalam ekologi.
Salah satu yang dipelajari dalam anatomi fisiologi manusia adalah sistem
reproduksi. Dimana reproduksi adalah salah satu cara yang dilakukan oleh
manusia untuk mempunyai keturunan. Alat reproduksi pada manusia secara garis
besar dibagi atas dua yaitu alat reproduksi pria dan alat reproduksi wanita.
Alat reproduksi pria terdiri dari penis, skrotum, testis, saluran kelamin,
kelenjar kelamin. Sedangkan alat reproduksi wanita adalah bagian-bagian tubuh
yang berfungsi dalam proses melanjutkan keturunan. Bila tidak berfungsi maka
dengan sendirinya akan menghambat (mengganggu fungsi reproduksi wanita)
1.2
Rumusan Masalah
a. Apa saja
bagian-bagian reproduksi manusia?
b. Apa saja penyakit yang menyerang sistem
reproduksi manusia?
1.3
Tujuan Penulisan
a. Agar kita dapat mengetahui bagian-bagian
dari sistem reproduksi pada manusia serta penyakit yang mungkin terjadi pada
sistem reproduksi manusia
BAB
II
PEMBAHASAN
A.
Organ Reproduksi Manusia
Organ reproduksi merupakan penyusun sistem reproduksi. Organ reproduksi manusia
dibedakan menjadi organ reproduksi pada pria dan wanita. Organ reproduksi pria
menghasilakan sperma dan organ reproduksi wanita menghasilkan ovum (sel telur).
1.
Organ Reproduksi Pria
Organ reproduksi pada pria dibedakan menjadi dua, yaitu alat reproduksi luar
dan organ reproduksi dalam. Organ reproduksi luar berupa penis dan skrotum.
Organ reproduksi dalam berupa testis, saluran kelamin, dan kelenjar kelamin.
a.
Organ Reproduksi Bagian Luar
1)
Penis
Penis
merupakan alat untuk memasukan sperma ke dalam saluran kelamin wanita. Di dalam
penis terdapat tiga rongga. Dua rongga bagian atas tersusun atas jaringan spons
korpus kavernosa. Satu ronggabawahnya tersusun atas jaringan spons korpus
spongiosum. Korpus spongiosum membungkus uretra. Uretra pada penis dikelilingi
oleh pembuluh darah dan ujung-ujung saraf perasa.
2)
Skrotum (kantong pelir)
Skrotum
merupakan kulit terluar yang melindungi testis. Skrotum berjumlah dua buah,
yaitu skrotum kanan dan skrotum kiri. Antara skrotum kanan dan skrotum kiri
terdapat jaringan ikat dan otot polos. Adanya otot polos mengakibatkan skrotum
dapat mengerut dan mengendur. Dalam skrotum terdapat otot lurik yang berfungsi
mengatur suhu di sekitar testis agar selalu stabil (pembentukan sperma
memerlukan suhu sedikit di bawah suhu tubuh).
b.
Organ Reproduksi Bagian Dalam
1)
Testis (Gonad Jantan)
Testis
merupakan alat untuk memproduksi sperma. Untuk memproduksi sperma diperlukan
suhu yang sedikit lebih rendah dari suhu tubuh. Dalam testis terdapat
saluran-saluran halus yang disebut saluran penghasil sperma (tubulus
seminiferus). Dalam tubulus seminiferus inilah terjadi pembentukan sperma.
2)
Saluran kelamin
Saluran
kelamin berfungsi menyalurkan sperma dari testis ke luar tubuh. Saluran kelamin
meliputi epididimis, vas deferens, saluran ejakulasi, dan uretra.
a) Epididimis
merupakan saluran berkelok-kelok dalam skrotum yang keluar dari testis.
Epididimis berfungsi sebagai tempat penyimpanan sperma sementara. Sperma yang
telah matang disalurkan menuju vas deferens.
b) Vas
deferens merupakan saluran yang mengarah ke atas dan merupakan lanjutan dari
epididimis. Vas deferens berfungsi sebagai saluran yang dilalui sperma dari
epididimis menuju vesikula seminalis (kantong sperma).
c) Saluran
ejakulasi merupakan saluran penghubung vesikula seminalis dengan uretra. Fungsi
saluran ejakulasi untuk mengeluarkan sperma menuju uretra.
d) Uretra
merupakan saluran reproduksi terakhir. Fungsi uretra sebagai saluran kelamin
dari vesikula seminalis dan saluran urine dari kantong kemih.
3)
Kelenjar kelamin
Di
dalam saluran kelamin, sperma mengalami penambahan cairan-cairan kelamin.
Cairan kelamin berguna untuk mempertahankan hidup gerak sperma. Cairan-cairan
kelamin dihasilkan oleh vesikula seminalis, kelenjar prostat, dan kelenjar
cowper.
a)
Vesikula seminalis menghasilakan cairan yang berfungsi
sebagi sumber energi dan untuk memudahkan gerakan sperma.
b)
Kelenjar prostat menghasilkan cairan yang memberi
suasana basa pada cairan sperma. Cairan tersebut mengandung kolesterol, garam,
dan fosfolipid.
c)
Kelenjar cowper/kelenjar bulbouretra yang menghasilkan
cairan yang bersifat basa.
Terjadinya
spermatogenesis melibatkan spermatogonium, sel sertoli, dan sel ledyg yang
ketiganya terdapat di dalam tubulus seminiferus ( saluran penghasil sperma):
a)
Sel induk sperma (spermatogonium), yaitu calon sperma.
b)
Sel sertoli memberikan nutrisi spermatozoa.
c)
Sel leydig yang berfungsi testosterone. Hormone ini
berperan dalam
Hormon
Reproduksi pada Pria
a.
Hormone gonadotropin
Dihasilkan oleh hipotalamus (di bagian dasar dari otak) yang merangsang
kelenjar hipofisis sebagian depan (anterior) agar mengeluarkan hormone FSH dan
LH.
b.
Follicle Stimulating Hormon/FSH
Hormon ini
dihasilkan oleh kelenjar hipofisis anterior. FSH berfungsi untuk merangsang
perkembangan tubulus seminiferus dan sel Sertoli untuk menghasilkan ABP
(Androgen Binding Protein/protein pengikat androgen) yang akan memacu
pembentukan sperma.
c.
Luteinizing Hormone/LH
Hormon ini
dihasilkan oleh kelenjar hipofisis anterior. Fungsi LH adalah merangsang
sel-sel interstial (sel Leydig) untuk menghasilkan hormone testosterone.
d.
Hormone Testosterone
Testosterone adalah
hormone yang berfungsi merangsang perkembangan organ seks primer pada saat
embrio belum lahir, mempengaruhi perkembangan alat reproduksi dan ciri kelamin
sekunder pria seperti jambang, kumis, jakun, suara membesar, pertambahan massa
otot, dan perubahan suara.
Spermatogenesis terjadi melalui tiga tahap, yaitu tahap penggandaan, tahap
pertumbuhan, dan tahap pematangan.
Pada
proses spermatogenesis terjadi proses-proses dalam istilah sebagai berikut :
Spermatositogenesis
(spermatocytogenesis) adalah tahap awal dari spermatogenesis yaitu
peristiwa pembelahan spermatogonium menjadi spermatosit primer (mitosis),
selanjutnya spermatosit melanjutkan pembelahan secara meiosis menjadi
spermatosit sekunder dan spermatid. Istilah ini biasa disingkat proses
pembelahan sel dari spermatogonium menjadi spermatid.
Spermiogenesis
(spermiogensis) adalah peristiwa perubahan spermatid menjadi sperma yang
dewasa. Spermiogenesis terjadi di dalam epididimis dan membutuhkan waktu selama
2 hari. Terbagi menjadi tahap 1) Pembentukan golgi, axonema dan kondensasi DNA,
2) Pembentukan cap akrosom, 3) pembentukan bagian ekor, 4) Maturasi, reduksi sitoplasma
difagosit oleh sel Sertoli.
Spermiasi
(Spermiation) adalah peristiwa pelepasan sperma matur dari sel sertoli
ke lumen tubulus seminiferus selanjutnya ke epididimidis. Sperma belum memiliki
kemampuan bergerak sendiri (non-motil). Sperma non motil ini ditranspor dalam
cairan testicular hasil sekresi sel Sertoli dan bergerak menuju epididimis
karena kontraksi otot peritubuler. Sperma baru mampu bergerak dalam saluran
epidimis namun pergerakan sperma dalam saluran reproduksi pria bukan karena
motilitas sperma sendiri melainkan karena kontraksi peristaltik otot saluran.
2.
Organ Reproduksi Wanita
Organ reproduksi wanita terdiri atas organ kelamin luar dan organ kelamin
dalam. Organ kelamin luar berupa vulva dan labium. Organ kelamin dalam berupa
ovarium dan saluran kelamin.
a.
Organ Reproduksi Bagian Luar
1)
Vulva merupakan celah paling luar dari alat kelamin wanita. Pada bagian dalam
vulva terdapat saluran urine dan saluran reproduksi. Pada daerah dekat ujung
saluran kelamin terdapat hymen/selaput dara. Hymen mengandung banyak pembuluh
darah.
2)
Labium merupakan bagian yang membatasi Vulva. Ada dua macam labium, yaitu
labium mayora (terletak di sebelah luar) dan labium minora (terletak di sebelah
dalam). Antara labium mayora dan minora bagian atas terbentuk tonjolan kecil
yang disebut klitoris. Pada klitoris terdapat korpus kavernosa yang mengandung
banyak pembuluh darah dan ujung saraf perasa.
b.
Organ Reproduksi Bagian Dalam
1)
Vagina merupakan saluran akhir organ reproduksi wanita. Vagina bermuara di
vulva. Vagina mengandung banyak lendir yang dihasilkan kelenjar Bartholin.
Lender ini berguna pada saat koitus dan mempermudah kelahiran bayi.
2)
Uterus merupakan rongga besar yang merupakan pertemuan oviduk kanan dan kiri.
Bagian terbawah uterus menyempit yang disebut serviks (leher rahim). Uterus
berfungsi sebagai tempat pertumbuhan dan perkembangan embrio hingga siap lahir.
Uterus dibatasi oleh dinding endometrium yang kaya pembuluh dara. Dinding
endometrium akan menebal ketika terjadi kehamilan.
3)
Oviduk atau tuba fallopi merupakan sepasang saluran yang ujungnya berbentuk
corong yang disebut infundibulum.
4)
Ovarium merupakan penghasil ovum. Terdapat dua buah ovarium, sebelah kiri dan
kanan.
Organ kelamin wanita berfungsi menghasilkan ovum (sel telur). Sel telur
terbentuk melalui oogenesis yang terjadi di dalam ovarium.
Oogenesis
adalah proses pembentukan sel telur (ovum) di dalam ovarium. Oogenesis
dimulai dengan pembentukan bakal sel-sel telur yang disebut oogonia (tunggal:
oogonium). Pembentukan sel telur pada manusia dimulai sejak di dalam kandungan,
yaitu di dalam ovari fetus perempuan. Pada akhir bulan ketiga usia fetus, semua
oogonia yang bersifat diploid telah selesai dibentuk dan siap memasuki tahap
pembelahan. Semula oogonia membelah secara mitosis menghasilkan oosit
primer. Pada perkembangan fetus selanjutnya, semua oosit primer membelah secara
miosis, tetapi hanya sampai fase profase. Pembelahan miosis tersebut berhenti
hingga bayi perempuan dilahirkan, ovariumnya mampu menghasilkan sekitar 2 juta
oosit primer mengalami kematian setiap hari sampai masa pubertas. Memasuki masa
pubertas, oosit melanjutkan pembelahan miosis I. hasil pembelahan tersebut
berupa dua sel haploid, satu sel yang besar disebut oosit sekunder dan satu sel
berukuran lebih kecil disebut badan kutub primer.
Pada
tahap selanjutnya, oosit sekunder dan badan kutub primer akan mengalami
pembelahan miosis II. Pada saat itu, oosit sekunder akan membelah menjadi
dua sel, yaitu satu sel berukuran normal disebut ootid dan satu lagi berukuran
lebih kecil disebut badan polar sekunder. Badan kutub tersebut bergabung dengan
dua badan kutub sekunder lainnya yang berasal dari pembelahan badan kutub
primer sehingga diperoleh tiga badan kutub sekunder. Ootid mengalami
perkembangan lebih lanjut menjadi ovum matang, sedangkan ketiga badan kutub
mengalami degenerasi (hancur). Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa
pada oogenesis hanya menghasilkan satu ovum.
Hormon
- Hormon Yang Berperan Dalam proses Oogenesis
Proses
pembentukan oogenesis dipengaruhi oleh kerja beberapa hormon,
diantaranya:
Pada
wanita usia reproduksi terjadi siklus menstruasi oleh aktifnya aksis
hipothalamus-hipofisis-ovarium. Hipothalamus menghasilkan hormon GnRH (gonadotropin
releasing hormone) yang menstimulasi hipofisis mensekresi hormon FSH (follicle
stimulating hormone) dan LH (lutinuezing hormone). FSH dan LH menyebabkan
serangkaian proses di ovarium sehingga terjadi sekresi hormon estrogen dan
progesteron. LH merangsang korpus luteum untuk menghasilkan hormon
progesteron dan meransang ovulasi. Pada masa pubertas, progesteron memacu
tumbuhnya sifat kelamin sekunder. FSH merangsang ovulasi dan meransang folikel
untuk membentuk estrogen, memacu perkembangan folikel. Hormon prolaktin
merangsang produksi susu.
Mekanisme
umpan balik positif dan negatif aksis hipothalamus hipofisis ovarium.
Tingginya kadar FSH dan LH akan menghambat sekresi hormon GnRH oleh hipothalamus. Sedangkan peningkatan kadar estrogen dan progesteron dapat menstimulasi (positif feedback, pada fase folikuler) maupun menghambat (inhibitory/negatif feedback, pada saat fase luteal) sekresi FSH dan LH di hipofisis atau GnRH di hipothalamus.
Tingginya kadar FSH dan LH akan menghambat sekresi hormon GnRH oleh hipothalamus. Sedangkan peningkatan kadar estrogen dan progesteron dapat menstimulasi (positif feedback, pada fase folikuler) maupun menghambat (inhibitory/negatif feedback, pada saat fase luteal) sekresi FSH dan LH di hipofisis atau GnRH di hipothalamus.
Oosit sekunder yang diovulasikan dari ovarium dilindungi oleh dua lapisan,
lapisan luar disebut Corona dan lapisan dalam di sebut Zona Pelusida. Oosit
sekunder menghasilkan senyawa fertilisin yang mempunyai fungsi berikut:
a.
Mengaktifkan sperma agar bergerak lebih cepat.
b.
Menarik secara komotaksis positif.
c.
Mengumpulkan sperma di sekeliling ovum.
c. Siklus
Menstruasi
Ovarium seorang wanita mampu memproduksi sel telur setelah masa puber
sampai dewasa subur, yaitu berkisar antara umur 12 sampai dengan 50 tahun.
Setelah sel telur habis diovulasikan, maka seorang wanita tidak lagi mengalami
menstruasi (haid), dan disebut masa menopause. Pada masa menopause alat
reproduksi tidak berfungsi lagi dan mengecil, karena berkurangnya produksi
hormon kelamin.
Menstruasi
terdiri dari beberapa siklus yang selalu dilalui. Mempelajari siklus menstruasi
sangat dibutuhkan khususnya untuk reporduksi. Karena, dengan mengetahui dan
memahaminya, maka dapat dideteksi kapan sel telur siap untuk dibuahi.
Selain manusia, beberapa hewan khususnya primate besar seperti monyet, gorilla
dan siamang juga mengalami siklus menstruasi.
Umumnya,
siklus menstruasi pada wanita terjadi dalam rentang waktu 28 hari, namun tidak
menutup kemungkinan, antara satu wanita dengan wanita lain memiliki rentang
waktu siklus yang sama, dimana ada yang lebih pendek yaitu 21 hari atau bahkan
lebih panjang yaitu 30 hari. Lamanya masa menstruasi cukup bervariasi antara 5
sampai 7 hari, tergantung hormonal wanita tersebut. Berikut ini tahapan siklus
menstruasi yang terjadi pada wanita setiap 1 periode siklus:
Fase Menstruasi
Pada
fase siklus menstruasi ini, dinding Rahim meluruh dan keluar dari tubuh dalam
bentuk darah. Peluruhan dinding rahim terjadi akibat berkurangnya kadar hormone
yang berperan dalam aktivitas seksual tubuh seperti hormone esterogen dan
progesterone. Fase untuk siklus menstruasi ini, terjadi selama antara 1 hingga
7 hari. Namun tidak menutup kemungkinan lebih lama dari itu untuk beberapa
wanita tertentu. Selain itu, jumlah darah yang keluar pada setiap menstruasi berbeda
dari 10 mL hingga mencapai 80 mL setiap hari selama waktu siklus menstruasi
dengan pola: sedikit di waktu-waktu awal dan semakin banyak di hari-hari
berikutnya hingga semakin berkurang menjelang akhir fase.
Fase Praovulasi
Pada
fase ini dalam siklus menstruasi, ovum yang ada didalam ovarium
terbentuk dan mulai mematangkan diri. Pematangan sel telur atau ovum
ini dipicu oleh hormone yang bernama hormone estrogen dimana semakin meningkat
tingkat hormone esterogen, sel telur di dalam ovarium semakin matang. Siklus
menstruasi pada fase ini berlangsung selama antara hari ke 7 singga hari ke 13.
Fase Ovulasi
Didalam fase ovulasi dalam siklus menstruasi, sel telur atau ovum berada dalam
kondisi yang sangat baik dan tepat untuk dibuahi. Dengan terjadinya pembuahan
pada masa ovulasi, maka wanita yang mengalami siklus menstruasi ini akan
cenderung hamil. Namun, hal itu tergantung pula dengan kondisi sel sperma yang
datang. Jika sel sperma tersebut cukup kuat untuk membuka dinding sel telur
yang dirancang sangat kuat, maka kehamilan dapat terjadi.
Pada masa fase ovulasi di dalam siklus menstruasi inilah, wanita disebut berada
pada masa subur. Untuk pasangan suami istri yang sangat mendambakan kehadiran
seorang anak, maka inilah saat yang tepat meningkatkan frekuensi berhubungan
seksual. Agar tingkat keberhasilan untuk hamil lebih tinggi, maka perlu
dideteksi kapan tepatnya waktu subur sang istri dalam siklus menstruasi nya
terjadi. Berikut ini beberapa ciri-ciri yang dapat menjadi indikasi bahwa sang
istri berada pada masa subur yaitu adanya perubahan lender serviks, terjadi
perubahan suhu basal tubuh serta perubahan periode siklus menstruasi.
Untuk lebih akurat, pasangan dapat memanfaatkan alat pendeteksi masa subur yang
saat ini banyak dijual di pasaran maupun apotek-apotek.
Fase Pascaovulasi
Fase
ini merupakan fase atau masa di dalam siklus menstruasi dimana ovum mengalami
kemunduran jika fertilisasi atau pembuahan tidak terjadi. Pada masa ini,
hormone progesteron mengalami kenaikan sehingga menyebabkan dinding
endometrium semakin menebal. Penebalan ini mengindikasikan kesiapan endometrium
untuk menerima embrio untuk berkembang. Jika pembuahan atau fertilisasi tidak
terjadi dalam fase ini, maka siklus menstruasi akan
berulang dengan kembali ke fase menstruasi.
Mekanisme
produksi sel telur oleh folikel diatur oleh hormon yang dihasilkan hipofisis.
Mekanisme produksi sel telur dan siklus menstruasi adalah sebagai berikut.
-
Kelenjar hipofisis menghasilkan hormon FSH (Follicle Stimulating Hormone).
Hormon ini berfungsi untuk memacu pembentukan folikel dalam ovarium.
-
Folikel yang sedang tumbuh tersebut memproduksi hormon estrogen. Fungsi
hormon estrogen ialah:
·
merangsang pertumbuhan endometrium dinding rahim
·
menghambat produksi FSH oleh pituitari
·
memacu pituitari untuk memproduksi hormon LH (Luteinizing Hormone).
Keluarnya LH dari hipofisis menyebabkan telur masak, dan keluar dari dalam folikel,
peristiwa inilah yang disebut ovulasi.
-
Setelah telur masak dan meninggalkan ovarium, LH mengubah folikel menjadi badan
berwarna kuning yang disebut korpus luteum. Dan sekarang tidak mampu
memproduksi estrogen lagi, tetapi mampu memproduksi hormon progesteron.
Hormon progesteron berfungsi untuk mempercepat dan mempertahankan
pertumbuhan endometrium.
-
Bila sel telur yang keluar dari ovarium tidak dibuahi, produksi estrogen
terhenti. Hal ini menyebabkan kadar estrogen dalam darah sangat rendah,
akibatnya aktivitas hipofisis untuk memproduksi LH juga menurun. Penurunan
produksi LH menyebabkan korpus luteum tidak dapat memproduksi progesteron.
Tidak adanya progesteron dalam darah menyebabkan penebalan dinding rahim tidak
dapat dipertahankan, selanjutnya akan luruh dan terjadilah pendarahan. Inilah
yang disebut menstruasi.
-
Bila terjadi pembuahan sel telur oleh sperma, maka zigot yang terbentuk akan
melakukan nidasi / transplantasi (penanaman diri) pada endometrium. Zigot
akan berkembang menjadi embrio, terus menjadi janin. Selanjutnya placenta janin
yang terbentuk akan menghasilkan HCG (Human Chorionic Gonadotropic) yang
akan menggantikan peran progesteron. Janin ini mendapat makanan dari tubuh
induknya dengan perantaraan plasenta (ari-ari / tembuni).
3. Kelainan dan Penyakit pada Organ Reproduksi Manusia
Gangguan
Kelainan pada Alat Reproduksi Pria Wanita dapat mengalami gangguan, baik
disebabkan oleh kelainan maupun penyakit. Penyakit pada sistem reproduksi
manusia dapat disebabkan juga oleh virus ataupun bakteri. Penyakit yang
menyerang sistem reproduksi manusia dinamakan juga penyakit kelamin. Pada
umumnya, penyakit kelamin ditularkan melalui hubungan seksual. Penyakit
tersebut dapat menyerang pria maupun wanita.
1. Hipogonadisme
Hipogonadisme adalah penurunan fungsi testis yang disebabkan oleh gangguan
interaksi hormon, seperti hormon androgen dan testoteron. Gangguan ini
menyebabkan infertilitas, impotensi dan tidak adanya tanda-tanda kepriaan.
Penanganan dapat dilakukan dengan terapi hormon.
2. Kriptorkidisme
Kriptorkidisme
adalah kegagalan dari satu atau kedua testis untuk turun dari rongga abdomen ke
dalam skrotum pada waktu bayi. Hal tersebut dapat ditangani dengan pemberian
hormon human chorionic gonadotropin untuk merangsang terstoteron. Jika belum
turun juga, dilakukan pembedahan.
3. Uretritis
Uretritis adalah peradangan uretra dengan gejala rasa gatal pada penis dan
sering buang air kecil. Organisme yang paling sering menyebabkan uretritis
adalah Chlamydia trachomatis, Ureplasma urealyticum atau virus herpes.
4. Prostatitis
Prostatitis adalah peradangan prostat yang sering disertai dengan peradangan
pada uretra. Gejalanya berupa pembengkakan yang dapat menghambat uretra
sehingga timbul rasa nyeri bila buang air kecil. Penyebabnya dapat berupa
bakteri, seperti Escherichia coli maupun bukan bakteri.
5. Epididimitis
Epididimitis adalah infeksi yang sering terjadi pada saluran reproduksi pria.
Organisme penyebab epididimitis adalah E. coli dan Chlamydia.
6. Orkitis
Orkitis adalah peradangan pada testis yang disebabkan oleh virus parotitis.
Jika terjadi pada pria dewasa dapat menyebabkan infertilitas.
7. Anorkidisme
Anorkidisme adalah penyakit dimana testis hanya bejumlah satu atau tidak ada
sama sekali.
8. Hyperthropic
prostat
Hyperthropic prostat adalah pembesaran kelenjar prostat yang biasanya terjadi
pada usia-usia lebih dari 50 tahun. Penyebabnya belum jelas diketahui.
9. Hernia
inguinalis
Hernia merupakan protusi/penonjolan isi rongga melalui defek atau bagian lemah
dari dinding rongga yang bersangkutan.
10. Kanker
prostat
Gejala kanker prostat mirip dengan hyperthropic prostat. Menimbulkan banyak
kematian pada pria usia lanjut.
11. Kanker
testis
Kanker
testis adalah pertumbuhan sel-sel ganas di dalam testis (buah zakar), yang bisa
menyebabkan testis membesar atau menyebabkan adanya benjolan di dalam skrotum
(kantung zakar).
12. Impotensi
Impotensi
yaitu ketidakmampuan ereksi ataupun mempertahankan ereksi penis pada pada
hubungan kelamin yang normal.
13. Infertilitas
(kemandulan)
Yaitu ketidakmampuan menghasilkan ketururan. Infertilitas dapat disebabkan
faktor di pihak pria maupun pihak wanita. Pada pria infertilitas didefinisikan
sebagai ketidakmampuan mengfertilisasi ovum. Hal ini dapat disebabkan oleh:
- Gangguan
spermatogenesis, misalnya karena testis terkena sinar radio aktif, terkena
racun, infeksi, atau gangguan hormon
- Tersumbatnya
saluran sperma
- Jumlah sperma yang
disalurkan terlalu sedikit
14. Gangguan
menstruasi
Gangguan menstruasi pada wanita dibedakan menjadi dua jenis, yaitu amenore
primer dan amenore sekunder. Amenore primer adalah tidak terjadinya menstruasi
sampai usia 17 tahun dengan atau tanpa perkembangan seksual. Amenore sekunder
adalah tidak terjadinya menstruasi selama 3 – 6 bulan atau lebih pada orang
yang tengah mengalami siklus menstruasi.
15. Kanker
vagina
Kanker vagina tidak diketahui penyebabnya tetapi kemungkinan terjadi karena
iritasi yang diantaranya disebabkan oleh virus. Pengobatannya antara lain
dengan kemoterapi dan bedah laser.
16. Kanker
serviks
Kanker serviks adalah keadaan dimana sel-sel abnormal tumbuh di seluruh lapisan
epitel serviks. Penanganannya dilakukan dengan mengangkat uterus, oviduk,
ovarium, sepertiga bagian atas vagina dan kelenjar limfe panggul.
17. Kanker
ovarium
Kanker ovarium memiliki gejala yang tidak jelas. Dapat berupa rasa berat pada
panggul, perubahan fungsi saluran pencernaan atau mengalami pendarahan vagina
abnormal. Penanganan dapat dilakukan dengan pembedahan dan kemoterapi.
18. Kanker
rahim
Kanker rahim (uterus) atau yang sebenarnya adalah kanker jaringan endometrium
adalah kanker yang sering terjadi di endometrium, tempat dimana janin tumbuh,
sering terjadi pada wanita usia 60-70 tahun.
19. Kanker
payudara
Yaitu tumor yang bersifat ganas. Kanker payudara banyak terdapat pada wanita
yang telah menopause. Pengobatannya dengan operasi, sinar radio aktif, dan
obat-obatan.
20. Fibroadenoma
Yaitu tumor yang bersifat jinak. Gejalanya berupa benjolan kenyal pada
payudara. Pengobatannya dengan operasi.
21. Endometriosis
Endometriosis adalah keadaan dimana jaringan endometrium terdapat di luar
uterus, yaitu dapat tumbuh di sekitar ovarium, oviduk atau jauh di luar uterus,
misalnya di paru-paru. Gejala endometriosis berupa nyeri perut, pinggang terasa
sakit dan nyeri pada masa menstruasi. Jika tidak ditangani, endometriosis dapat
menyebabkan sulit terjadi kehamilan. Penanganannya dapat dilakukan dengan
pemberian obat-obatan, laparoskopi atau bedah laser.
22. Infeksi
vagina
Gejala awal infeksi vagina berupa keputihan dan timbul gatal-gatal. Infeksi
vagina menyerang wanita usia produktif. Penyebabnya antara lain akibat hubungan
kelamin, terutama bila suami terkena infeksi, jamur atau bakteri.
23. Condyloma
Yaitu tumbuhnya bejolan keras berbungkul seperti bunga kol atau jengger ayam
atau dikenal sebagai kutil kelamin. Kutil kelamin atau condyloma merupakan
penyakit menular seksual yang disebabkan oleh human papilloma virus (HPV), atau
virus yang menyebabkan keganasan pada jaringan. Penyakit ini ditularkan melalui
kontak langsung secara seksual dengan penderita HPV lainnya. Penyakit ini
ditemukan di seputar alat kelamin bagian luar, di dalam liang vagina, di
sekitar anus, hingga mulut rahim. Jika sampai menginfeksi leher rahim, dapat
menyebabkan kanker mulut rahim atau kanker serviks. Kutil kelamin dapat diobati
dengan obat oles, suntik, maupun tindakan operasi. Untuk tindakan operatif
dapat dilakukan dengan menggunakan alat kotter (pemotong) oleh tenaga medis.
Pengobatan bisa dilakukan dengan obat topikal (oles).
24. Bartolinitis
Yaitu infeksi pada kelenjar bartolin. Bartolinitis dapat menimbulkan pembengkakan
pada alat kelamin luar wanita. Biasanya, pembengkakan disertai dengan rasa
nyeri hebat bahkan sampai tak bisa berjalan. Juga dapat disertai demam, seiring
pembengkakan pada kelamin yang memerah. Bartolinitis disebabkan oleh infeksi
kuman pada kelenjar bartolin yang terletak di bagian dalam vagina agak keluar.
Penyakit ini disebabkan oleh Chlamydia, Gonorrhea, dsb. Bartolinitis dapat
menyumbat mulut kelenjar tempat diproduksinya cairan pelumas vagina. Akibat
penyumbatan ini, lama kelamaan cairan memenuhi kantong kelenjar sehingga
disebut sebagai kista (kantong berisi cairan). Untuk mengatasinya, pemberian
antibiotik untuk mengurangi radang dan pembengkakan. Jika terus berlanjut,
dokter akan melakukan tindakan operatif untuk mengangkat kelenjar yang
membengkak.
25. Vulvovaginatis
Merupakan suatu peradangan pada vulva dan vagina yang sering menimbulkan gejala
keputihan (flour albus) yaitu keluarnya cairan putih/putih kehijauan dari
vagina. Penyakit ini dapat disebabkan oleh berbagai mikroorganisme misalnya
Gardnerella vagimalis, Trichomonas vaginalis, Candida albicans, virus herpes,
Candyloma accuminata, dll.
26. Candidiasis
/ keputihan
Yaitu munculnya gumpalan seperti endapan susu berwarna putih. Disebabkan karena
infeksi jamur Candida albicans. Keputihan ini dapat muncul akibat
ketidakseimbangan hormonal yang disebabkan oleh kegemukan, pasca menstruasi,
kehamilan, pemakaian alat kontrasepsi hormonal, pengunaan obat-obatan steroid,
kondisi organ intim yang terlalu lembap, dan lainnya. Juga bisa merupakan
akibat dari gula darah yang tidak terkontrol. Penanganan untuk candidiasis
cukup dengan menjaga kebersihan dan kelembapan organ intim wanita. Peggunaan
sabun khusus pembersih vagina dan menjaga agar di bagian intim tak terlalu
lembap bisa dilakukan. Namun, jika memang tak tertahankan dan menimbulkan gatal
yang amat sangat, dapat diberikan obat antijamur misalnya triazol atau
imidazol.
27. Kista
ovarium
Kista ovarium merupakan suatu pengumpulan cairan yang terjadi pada indung telur
atau ovarium. Cairan yang terkumpul ini dibungkus oleh semacam selaput yang
terbentuk dari lapisan terluar dari ovarium.
28. Infertilitas
(kemandulan)
Pada wanita infertilitas disebabkan oleh:
-
Kerusakan pada ovarium karena infeksi, racun, atau sinar radio aktif sehingga
pembentukan ovum terganggu
- Penyumbatan pada tuba fallopi
- Gangguan sistemik, misalnya gangguan hormon, diabetes mellitus, dsb
Sexually Transmitted Disease
Selain kelainan-kelainan di atas, ada juga beberapa penyakit yang ditularkan
melalui hubungan kelamin (Sexually Transmitted Disease), yaitu:
29. Syphilis
Syphilis ialah penyakit menular yang disebabkan oleh suatu bakteri berbentuk
spiral yaitu Treponema pallidum. Penyakit ini dapat menyerang berbagai organ
dalam tubuh, dapat ditularkan melalui hubungan seksual atau badaniah yang intim
(misalnya ciuman), melalui transfusi darah, serta melalui plasenta dari ibu ke
bayinya.
30. Gonorrhoea
Gonorrhoea ialah suatu penyakit akut yang menyerang selaput lendir dari uretra,
serviks, rectum, kadang-kadang mata. Penyakit ini disebabkan oleh Neisseria
gonorrhoeae.
31.
Herpes Simplex Genitalis
Merupakan gangguan pada bagian luar kelamin berupa gelembung-gelembung berisi
cairan. Gelembung air diakibatkan karena infeksi virus Herpes (HSV2). Gejalanya
dapat berupa demam dan menimbulkan sensasi perih bila tersentuh. Bila
menginfeksi sampai bagian dalam organ intim wanita, virus ini bisa menyebabkan
nyeri sendi hingga rasa pegal di area pinggang. Pengobatan penyakit ini dengan
obat antivirus. Pencegahannya dilakukan dengan menjaga daerah organ intim agar
tidak terlalu lembap dan tetap bersih.
32. Penyempitan
Saluran Telur/ Oviduck
Kelainan ini merupakan faktor bawaan, tetapi adapula yang disebabkan karena
infeksi kuman tertentu. Saluran oviduk yang sempit akan membuat sperma sulit
untuk menjangkau bagian dalam saluran tersebut, sehingga menyebabkan pembuahan
sulit terjadi.
33. Gonorhoe
(Kencing Nanah)
Merupakan penyakit kelamin yang disebabkan oleh bakteri Neisseria gonorrhoeae.
Penyakit kelamin ini bisa menular melalui seks bebas. Gejalanya adalah keluar
cairan berwarna putih, rasa nyeri pada saat buang air kecil, pada pria mulut
uretra bengkak dan agak merah.
34. HIV
(AIDS)
Merupakan penyakit yang menyerang sistem kekebalan tubuh sehingga dalam waktu
yang lama, penderita tidak memiliki sistem kekebalan tubuh. Akibatnya,
penderita dapat terbunuh oleh infeksi penyakit ringan, seperti flu atau tifus.
BAB II
PENUTUP
2.1
Kesimpulan
Dari
pembahasan yang kita bahas di atas dapat disimpulkan bahwa:
ž
Reproduksi adalah kemampuan makhluk hidup untuk menghasilkan keturunan yang
baru. Tujuannya adalah untuk mempertahankan jenisnya dan melestarikan jenis
agar tidak punah. Pada manusia untuk mengahasilkan keturunan yang baru diawali
dengan peristiwa fertilisasi. Sehingga dengan demikian reproduksi pada manusia
dilakukan dengan cara generative atau seksual.
2.2
Saran
Semoga makalah yang saya susun ini dapat sangat bermanfaat bagi para pembaca,
dan dapat memberikan pengetahuan seddikit tentang reproduksi yang
dialami manusia, dan berbagai macam penyakit yang bisa terjangkit pada
sistem reproduksi. Saya mengetahui bahwa dalam penyusunan makalah ini masih
banyak terdapat kekurangan baik dari segi penulisannya, bahasa dan lain
sebagainnya. Untuk itu saran dari pembaca yang bersifat membangun sangat saya
harapkan agar dapat terciptannya makalah yang baik yang dapat memberi
pengetahuan yang benar kepada penmbaca. Pesan dari saya mulailah membaca dari
hal yang kecil untuk dapat mengetahui lebih banyak hal yang belum anda ketahui.
Dan jadikanlah membaca sebagai kebiasaan anda, karna melalui membaca akan
membuka lebih banyak gerbang ilmu untuk diri anda.
DAFTAR PUSTAKA
:
http://rodi10.blogspot.com/2013/06/makalah-biologi-organ-reproduksi-manusia.html
0 komentar:
Posting Komentar